KORANPURWOREJO.COM
PURWOREJO
Kabupaten Purworejo pernah terkenal sebagai sentra produksi buah jeruk, khususnya dari wilayah Kecamatan Bayan. Buah jeruk dari Purworejo memiliki kualitas yang baik.
Petani buah di Purworejo menerima Sekolah Lapangan Iklim ( SLI ) di balai desa Bringin Kecamatan Bayan Purworejo, Jum'at (28/07/2023).
Pada acara tersebut menghadirkan Kepala BMKG Prof Ir Dwikorita Karnawati MSc PhD, Hadir pula Anggota DPR RI komisi V Ir Sujadi,Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MH hadir secara online, Anggota DPRD Jateng M Zaenudin SH Ssos MHum, Ketua DPRD Purworejo Dion Agasi Setyabudi S I Kom MSi, serta Forkopimcam Bayan.
SLI dilakukan guna mengembalikan kejayaan komoditas buah jeruk di Kec. Bayan supaya maksimal. Salah satunya petani harus memahami informasi iklim.
Karena pengetahuan dan keterampilan dalam informasi iklim dan perubahan iklim dapat membawa konsekuensi dan dampak positif.
"Karena itu, pelaksanaan SLI komoditas buah jeruk ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan petani. Untuk menghindari kegagalan" ungkap Prof Dwikora
"Para petani agar bisa memahami dan mempraktekkan kegiatan pertanian komoditas tanaman buah, serta selalu memanfaatkan informasi iklim " imbuhnya.
Sementara Anggota DPR RI Ir Sujadi mengatakan dan berpesan kepada Wakil Bupati untuk selalu menyajikan buah jeruk dari Bringin untuk setiap jamuan acara apapun.
"Jeruk dari Desa Bringin. Jeruk ini luar biasa, saya selama hidup baru kali ini merasakan jeruk manis sekali. Mengalahkan jeruk dari Thailand," ujarnya.
Pada sesi doorstop Kepala BMKG Prof Ir Dwikorita Karnawati MSc PhD mengatakan para petani diharapkan dapat menghadapi fenomena cuaca dan iklim beserta perubahannya. Dengan mengetahui lebih dini, petani bisa melakukan perencanaan.
BMKG memprediksi curah hujan mencapai kondisi yang sangat rendah. Bisa 0 - 20 mm dalam satu bulan. Artinya sangat rendah sehingga membahayakan bagi tanaman yang membutuhkan banyak air.
"Misalnya sekarang masuk musim kemarau yang kering sudah direncanakan pola tanam yang cocok seperti apa. Tanaman yang tidak membutuhkan banyak air namun dapat bertahan dengan baik. Tahun lalu itu kemaraunya basah tentunya pola penanganannya juga berbeda, sehingga itulah tujuannya untuk menjaga agar kegiatan para petani ini dapat terlaksana dengan hasil yang optimal." katanya.
( Nang).




No comments:
Post a Comment